Minggu, 12 September 2010

temaniku pulang

ku ingat wajah lelahnya
yang sedang bermain dengan mimpi
bising kendaraan tak menjadi penghalang
kau tetap terlelap, sangat dekat
hingga tanpa kau sadari
bahu ku jadi kan sandaranmu
menyisihkan keringat dengan tangan nakalku
aku tak malu karena kau tak tahu
seusap,
pengganti waktu yang tlah kau luangkan untukku
temaniku pulang, menuntun harapan

maaf tak ku izinkan kau antar hingga ke gubuk reotku
karena ku tak tahu,
kan ku jawabapa saat ada yang berkata,
kamu siapanya diriku?

ingin ku jawab, dia mimpi dan harapanku
dia yang kan menuntunku.
tapi aku takut kau kan marah padaku
kita yang belum ada sesuatu

senang aku kala itu
diam-diam kau buntuti aku
maaf untuk suatu waktu
ku lukai hatimu
peduliku yang membebanimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar