pukul 16.00 WIB
satu lagi waktu yang membuat warga sekitar plumpang-semper (tepatnya sekitar Bank BNI cabang Plumpang tersentak dari lamunan senja hari).
ia masih berlari-lari kecil, bermain dengan teman-temannya yang lain. senyum masih terlihat di wajah mungilnya. kini semua tinggal kenangan.
B 7893 ES plat nomor metro 07 telah menabrak sebuah counter dan warung nasi.
ya, sekali lagi....
tapi kini bukan depan rumah ku, depan Bank BNI cabang plumpang semper. wajahnya memar, tubuh mungilnya kini menjadi 2 bagian. kakinya terpisah dari tubuhnya dan isi perutnya keluar dari tempatnya. tak terlihat lagi darah yang berceceran di sekitar korban, karena tergilas oleh metro. sektarnya berantakkan, warung sudah bukan warung dan counter sudah bukan counter. metro itu hancur diamuk massa. entah bagaimana keadaan supirnya, yang kulihat hanya tubuh mungil yang sedang diselimuti kain.
"metro itu menghindari mobil APV yang sedang memutar arah (metro dan APV satu arah) APV di sebelah kiri dan metro di sebelah kanan."
raungannya menjadi nyanyian sunyi senja hari. air mata mereka menjadi hujan di sore yang cerah.
satu lagi korban tak bersalah meninggal dunia dari keteledoran manusia lainnya.
mata ku, kembali menjadi saksi atas kejadian ini.
seperti sore itu...
innalillahi wainnailaihi roji'un...
satu lagi waktu yang membuat warga sekitar plumpang-semper (tepatnya sekitar Bank BNI cabang Plumpang tersentak dari lamunan senja hari).
ia masih berlari-lari kecil, bermain dengan teman-temannya yang lain. senyum masih terlihat di wajah mungilnya. kini semua tinggal kenangan.
B 7893 ES plat nomor metro 07 telah menabrak sebuah counter dan warung nasi.
ya, sekali lagi....
tapi kini bukan depan rumah ku, depan Bank BNI cabang plumpang semper. wajahnya memar, tubuh mungilnya kini menjadi 2 bagian. kakinya terpisah dari tubuhnya dan isi perutnya keluar dari tempatnya. tak terlihat lagi darah yang berceceran di sekitar korban, karena tergilas oleh metro. sektarnya berantakkan, warung sudah bukan warung dan counter sudah bukan counter. metro itu hancur diamuk massa. entah bagaimana keadaan supirnya, yang kulihat hanya tubuh mungil yang sedang diselimuti kain.
"metro itu menghindari mobil APV yang sedang memutar arah (metro dan APV satu arah) APV di sebelah kiri dan metro di sebelah kanan."
raungannya menjadi nyanyian sunyi senja hari. air mata mereka menjadi hujan di sore yang cerah.
satu lagi korban tak bersalah meninggal dunia dari keteledoran manusia lainnya.
mata ku, kembali menjadi saksi atas kejadian ini.
seperti sore itu...
innalillahi wainnailaihi roji'un...
30 Mei 2010 jam 17:0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar