Berdiriku mulai tak seimbang,
akan kah aku terkulai jatuh tanpa sempat berpegangan?
Kuharap tidak,
karena aku masih miliki hutang untuk tunaikan amanah yang akan datang.
Kembali seperti anak bayi, aku kini sedang belajar berdiri.
Keluhku lebih banyak, dibandingkan saat bayi.
Tangisku lebih deras, dibandingkan saat ku terjatuh dulu.
aku sendiri jadi malu, baik pada usiaku dan pada semua hal itu
terlalu sering ketidakwarasanku mengajak bermain seperti dulu
tapi, aku tak mau. karena aku tahu itu bukan penyelesaian untuk semua
itu hanya kebodohan yang teramat bodoh
sebagai manusia yang memiliki akal,
rasanya aku bukan manusia yang pandai memanfaatkan apa yang telah tuhan ciptakan
hatiku lebih bisu dari mulutku
wajah bingung seakan menjadi ciri khasku
ya, lelah yang tergores
penat yang mengiringi
lebih sering menjadi teman setia
propaganda kekhawatiran tak jua dapat terelakkan
bermandi puing kecemasan
dalam hidup terkungkung penyesalan
bagaimana keadaan setelahnya
aku,
harus belajar berdiri lagi
tanpa pegangan, dan tanpa penyangga
aku harus belajar berdiri lagi
kali ini, benar-benar diatas kaki sendiri
tanpa alas kaki
tanpa batu pijakkan berdiri
aku harus belajar berdiri lagi
tak peduli berapa waktu yang ku makan nanti
setidakknya,
ini ikhtiarku untuk hidupku
aku harus BERDIRIi, dalam sepi
hingga suatu saat nanti
denyut nadi, tak lagi menemani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar